- by FAKTUALSUMSEL.COM
- Mar, 09, 2025 22:33
FAKTUAL SUMSEL – Oleh : Daeng Supri Yanto, SH ,MH, CMS.P
Gelombang demonstrasi dan penjarahan yang
mencengkeram Jakarta pada 29-31 Agustus 2025, bukanlah sekadar riak kecil dalam
samudra demokrasi, melainkan tsunami kekecewaan yang menghantam fondasi negara.
Kenaikan tunjangan anggota DPR-RI, di tengah himpitan ekonomi yang mendera
rakyat, adalah bara yang menyulut api amarah. Ironi ini bagaikan melodi sumbang
di tengah orkestra pembangunan, mengusik rasa keadilan dan mengoyak kepercayaan
publik.
Tragedi yang lebih memilukan adalah ketika oknum Brimob merenggut nyawa seorang pengemudi ojek online. Tindakan brutal ini bukan hanya menghilangkan satu nyawa, tetapi juga melukai rasa kemanusiaan dan meruntuhkan kepercayaan terhadap institusi Polri. Kemarahan massa yang membara, meluap ke jalanan, menyasar kantor dan markas polisi, adalah ekspresi dari akumulasi kekecewaan yang telah lama terpendam.
Aksi penjarahan
yang menyertai demonstrasi adalah cermin buram dari ketimpangan sosial yang
menganga lebar. Tindakan ini adalah jeritan putus asa dari mereka yang merasa
terpinggirkan, yang hak-haknya terabaikan, dan yang suaranya tak pernah
didengar. Namun, anarki bukanlah jawaban. Kekerasan hanya akan melahirkan
kekerasan yang lebih besar, dan penjarahan hanya akan merugikan kita semua.
Di tengah badai krisis ini, kita harus mampu
menjaga nalar dan nurani. Kita harus mampu membedakan antara kritik konstruktif
dan provokasi destruktif. Kita harus mampu merajut kembali persatuan yang
terkoyak, dengan benang-benang empati, toleransi, dan keadilan.
Kepada seluruh rakyat Indonesia, mari kita
jadikan momentum ini sebagai titik balik untuk memperbaiki diri. Mari kita
kawal jalannya pemerintahan dengan kritis dan konstruktif. Mari kita tegakkan
hukum dengan adil dan tanpa pandang bulu. Mari kita bangun Indonesia yang lebih
baik, yang adil, makmur, dan bermartabat.
Kepada Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto,
kami menaruh harapan besar di pundakmu. Sebagai pemimpin bangsa, engkau
memiliki tanggung jawab untuk meredakan amarah, memulihkan kepercayaan, dan
membawa Indonesia keluar dari krisis ini. Tunjukkanlah kepemimpinan yang
bijaksana, tegas, dan berpihak kepada rakyat. Jadilah nahkoda yang mampu
membawa kapal besar Indonesia berlayar menuju samudera kemajuan dan
kesejahteraan.(Pdr)