- by fadhil ramadhan
- Mar, 09, 2025 22:33
FAKTUALSUMSEL - Berbagai permasalahan sosial terus
bermunculan di tengah masyarakat, mulai dari kemiskinan, pengangguran, hingga
dampak negatif kemajuan teknologi seperti judi online (judol) dan pinjaman
online (pinjol). Untuk mengatasi kompleksitas ini, diperlukan keterlibatan
aktif seluruh stakeholder dalam melakukan transformasi sosial. Anggota Komite
III DPD RI, dr Ratu Tenny Leriva, menegaskan bahwa Kementerian Sosial
(Kemensos) serta elemen masyarakat harus berkolaborasi dalam menghadapi
tantangan sosial yang semakin dinamis.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komite III DPD RI
dengan Kemensos RI di Gedung DPD RI, Jakarta, belum lama ini, dr Ratu menyoroti
pentingnya sinergi lintas sektor guna memastikan solusi yang lebih komprehensif
dalam menangani permasalahan sosial. Ia menekankan bahwa pendekatan berbasis
data dan kebijakan yang tepat sasaran menjadi kunci utama dalam meningkatkan efektivitas
program sosial yang dijalankan pemerintah.
Salah satu poin yang disoroti dalam rapat tersebut adalah
penyaluran bantuan sosial (Bansos) yang harus lebih tepat sasaran. Menurut dr
Ratu, banyak masyarakat yang seharusnya berhak mendapatkan bantuan justru tidak
terdata dengan baik, sementara di sisi lain, ada penerima yang kurang memenuhi
kriteria. Oleh karena itu, ia mendorong percepatan penyelarasan data agar
distribusi bantuan lebih efisien dan akurat.
"Penyelarasan data masyarakat yang membutuhkan bisa
disegerakan agar penyaluran bantuan sosial bisa lebih efektif. Harapannya,
Bansos yang diberikan benar-benar tepat sasaran dan bisa dirasakan manfaatnya
oleh mereka yang benar-benar membutuhkan," ujar dr Ratu dalam rapat
tersebut.
Lebih jauh, dr Ratu juga menyoroti pentingnya program
pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat kurang mampu agar mereka tidak bergantung
sepenuhnya pada bantuan sosial. "Kita perlu dorong kebijakan yang
berorientasi pada kemandirian masyarakat. Jika mereka memiliki keterampilan dan
akses ekonomi yang baik, ketergantungan terhadap bantuan bisa dikurangi,"
katanya.
Ketua Komite III DPD RI, Filep Wamafma, turut menyoroti berbagai permasalahan sosial yang semakin kompleks, seperti maraknya judi online, pinjaman online ilegal, serta penyalahgunaan penggalangan donasi. Ia menyebutkan bahwa ketiga fenomena ini merupakan dampak negatif dari perkembangan teknologi yang belum diimbangi dengan literasi digital yang baik di kalangan masyarakat. Menurut Filep, transformasi sosial tidak bisa hanya menjadi tugas pemerintah semata, tetapi harus melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi, tokoh agama, dan organisasi sosial. Ia menekankan perlunya pendekatan berbasis edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko-risiko yang muncul akibat penyalahgunaan teknologi. (Fdl)