- by FAKTUALSUMSEL.COM
- Mar, 21, 2025 03:13
FAKTUALSUMSEL, PALEMBANG – Jalan lalu lintas di jalur vital Palembang menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II kian mengkhawatirkan. Dari Jalan Musi II, Simpang Bandara, Talang Jambe, hingga Jembatan Gasing, kemacetan parah kini menjadi pemandangan sehari-hari. Penyebab utamanya: truk-truk tambang pengangkut batubara, tanah, dan batu split yang beroperasi siang dan malam tanpa henti.
Pantauan langsung di lapangan pada Senin (25/08/2025)
menunjukkan bagaimana jalan-jalan tersebut semakin rusak parah. Lubang menganga
di berbagai titik dan antrean panjang kendaraan seakan sudah menjadi rutinitas,
terutama pada jam sibuk. Jalan yang seharusnya menjadi akses warga dan
transportasi umum kini justru dikuasai kendaraan berat.
“Kami tidak menolak pembangunan, tapi ini sudah kelewat
batas. Jalan rusak, macet parah, dan keselamatan kami terancam. Jangan tunggu
ada korban dulu seperti robohnya jembatan di Lahat,” tegas seorang warga saat
diwawancarai di lokasi.
Masyarakat pun kini bersuara lebih keras. Mereka menuntut
pemerintah untuk turun tangan segera, bukan sekadar mengeluarkan kebijakan di
atas kertas. Pihak-pihak yang didesak bertanggung jawab antara lain:
Tuntutan warga jelas: pembatasan jam operasional truk
tambang, perbaikan jalan secepatnya, dan pengawasan ketat atas penggunaan jalan
umum untuk transportasi industri berat.
“Kalau dibiarkan, bukan hanya ekonomi warga yang terganggu,
tapi juga nyawa yang dipertaruhkan. Jalan ini sering dilewati ambulans, anak
sekolah, dan masyarakat umum. Bagaimana kalau akses mereka terhambat atau
terjadi kecelakaan?” ujar warga lain yang geram dengan kondisi tersebut.
Situasi ini semakin menambah tekanan kepada pemerintah
daerah dan pusat. Selama bertahun-tahun, persoalan truk tambang selalu
berulang: merusak jalan, menimbulkan kemacetan, hingga mengancam keselamatan.
Namun, solusi konkret di lapangan tak kunjung hadir.
Kini, warga Palembang dan Banyuasin menegaskan bahwa mereka
tidak akan tinggal diam. Jika tidak ada langkah cepat dari pemerintah, desakan
aksi lebih besar dikhawatirkan bakal muncul. “Jangan tunggu korban jatuh baru
sibuk rapat dan konferensi pers. Warga butuh tindakan nyata sekarang!” tutup
salah seorang tokoh masyarakat dengan nada tinggi.(Fdl)