- by FAKTUALSUMSEL.COM
- Mar, 16, 2025 04:18
FAKTUALSUMSEL, PALEMBANG - Telur dan daging ayam merupakan dua komoditas pangan strategis yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia. Hampir setiap rumah tangga, dari desa terpencil hingga kota besar, bergantung pada protein hewani yang berasal dari ayam dan telur. Murah, bergizi tinggi, mudah diolah, serta dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Sumatera Selatan, dengan potensi peternakan rakyatnya yang besar bertekat mendukung kedaulatan pangan nasional tidak bisa dilepaskan dari ketersediaan sumber protein hewani yang cukup dan terjangkau. Telur adalah "multivitamin alami" dengan kandungan asam amino esensial lengkap, sementara daging ayam menjadi pilihan utama sumber protein masyarakat.
Sumatera Selatan telah lama menjadi salah satu sentra produksi unggas di Indonesia. Kabupaten Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, hingga Musi Banyuasin merupakan lumbung produksi telur dan ayam pedaging. Dengan potensi itu, Sumsel bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dalam provinsi, tetapi juga memasok ke daerah lain.
Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Sumsel, Dr. drh. Jafrizal, MM., menyampaikan sejauh ini ada tantangan baru menanti: bagaimana agar aham dan telur Sumsel tidakhanya bersaing dipasar lokal tapi juga fapat menembus pasar ekspor? Pangsa pasar yang luas juga akan mendorong produksi dan produktivitas.
Sertifikasi, Menuju Daya Saing
Kunci daya saing di era global adalah jaminan
mutu dan keamanan pangan. Konsumen, baik di dalam negeri maupun luar negeri,
semakin peduli terhadap aspek higienitas, keamanan, dan keberlanjutan produk
yang mereka konsumsi.
Di sinilah peran Otoritas Veteriner Sumatera
Selatan menjadi sangat strategis. Mereka bertugas:
* Mensertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
bagi unit usaha peternakan.
* Mengawasi agar produk unggas bebas
Salmonella dan bebas residu antibiotika.
Ketiga hal ini adalah standar emas yang harus
dipenuhi jika ingin menembus pasar nasional apalagi internasional. Sertifikasi
bukan sekadar administratif, tetapi jaminan kualitas dan keamanan pangan yang
akan meningkatkan daya tawar peternak di hadapan konsumen global.
Peternakan Mandiri, Bukan Beban APBD
Pembangunan peternakan di Sumsel tidak bisa semata-mata mengandalkan APBD. Anggaran negara terbatas, sementara kebutuhan untuk membangun peternakan modern sangat besar.
Karena itu, yang kita perlukan adalah model
pembangunan peternakan berbasis kemandirian, inovasi, dan kolaborasi.
Pemerintah daerah hadir sebagai fasilitator, regulator, dan pemberi kepastian
hukum. Sementara itu, peternak, koperasi, asosiasi, perguruan tinggi, dan
sektor swasta harus 90bergerak bersama.
Dengan ekosistem yang sehat, kita akan
mencetak peternak-peternak modern yang tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga
berkompetisi di pasar internasional.
Deklarasi Sertifikasi Serentak
Melalui momentum peringatan Hari Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasional, Pemerintah Provinsi Sumsel mengadakan acara Deklarasi Sertifikasi Serentak yang dihadiri oleh Gubernur dan Wakil Bupati Banyuasin bertempat di Kandang Agro Jovin, Pulau Harapan Banyuasin (12/9/2025). Dalam acara deklarasi ini disampaikan pesan:
1. Sumatera Selatan siap menjadi pusat
produksi ayam dan telur yang sehat, aman, dan berkualitas.
2. Setiap unit usaha peternakan diarahkan
menuju sertifikasi NKV, bebas Salmonella, dan bebas residu antibiotika.
3. Produk ayam dan telur Sumatera Selatan
bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia, tetapi juga untuk pasar
global.
4. Peternakan lokal adalah kekuatan nasional,
dari Sumsel untuk Indonesia dan dunia.
Harapan
Sumatera Selatan ingin menjadi pionir. Dari
peternakan rakyat, kita bangun kekuatan pangan nasional. Dari ayam dan telur,
kita hadir di meja makan dunia.
Karena kami percaya, negeri yang banyak ternak
adalah negeri yang makmur.
Dan Sumatera Selatan telah memilih jalan itu.(ril/iol)