- by FAKTUALSUMSEL.COM
- Mar, 21, 2025 03:13
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan, Drs. Ari Narsa, MM, mengungkapkan optimisme tinggi saat berbicara kepada koran ini, Minggu petang (27/4/2025). "Lahan sudah siap secara fisik. Totalnya sekitar 686 hektare, dengan 59,95 hektare untuk pelabuhan utama," ujarnya.
Ia menjelaskan, pengembangan pelabuhan akan dibagi dalam enam mozaik:
Mozaik 1: Terminal penyebrangan TAA dan Terminal Laut
Mozaik 2: Kantor Danlanal, Pol Airud, Bea Cukai
Mozaik 3: Kawasan hutan konservasi
Mozaik 4, 5, dan 6: Area terminal pendukung
"Semua tahapan administratif seperti Amdal, Penlok, DED, dan FS sudah beres. Sekarang tinggal menunggu sertifikat," tegas Ari.
Proyek ini mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Bahkan, Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari belum lama ini mengunjungi lokasi. "Beliau menyampaikan, semakin cepat dibangun, semakin baik. Kita dorong tahun ini mulai groundbreaking," tambah Ari penuh semangat. Ia mengingatkan, proyek ini telah melewati era tujuh gubernur tanpa pernah benar-benar terealisasi. "Kini, waktunya kita menuntaskan."
Begitu sertifikat keluar, pembangunan langsung dikebut. Groundbreaking akan menjadi momentum bersejarah, tidak hanya untuk Banyuasin II, tetapi juga untuk Sumatera Selatan secara keseluruhan. Pada tahap awal saja, proyek ini diprediksi menyerap ribuan tenaga kerja, menghidupkan geliat ekonomi baru di kawasan pesisir tersebut.
Sebagai persiapan, beberapa infrastruktur penunjang sudah mulai bergerak. Gardu Induk (GI) dan jaringan SUTET tengah dibangun untuk memastikan pasokan listrik memadai. Sarana air bersih juga akan segera mengikuti.
Yang lebih menarik, pembangunan pelabuhan ini tidak membebani APBD maupun APBN. Proyek ini murni dibiayai investasi swasta, dengan nilai investasi yang diperkirakan menembus angka triliunan rupiah.
Dari sisi teknis, Pelabuhan Tanjung Carat menawarkan keunggulan luar biasa. Dengan kedalaman laut alami 12-16 meter, pelabuhan ini mampu melayani kapal berbobot 60 ribu GT ke atas — tanpa perlu pengerukan seperti di Pelabuhan Boombaru yang hanya 4-6 meter.
"Kalau di Boombaru, kapal harus masuk lewat Sungai Musi dan butuh 5-6 jam perjalanan. Di Tanjung Carat, kapal besar bisa langsung sandar. Hemat waktu, hemat biaya," jelas Ari.
Keberadaan pelabuhan ini diyakini akan membawa perubahan besar dalam sistem logistik Sumatera Selatan. Efisiensi pengiriman barang akan meningkat drastis, memperkuat posisi Sumsel sebagai pusat perdagangan regional.
"Begitu sertifikat terbit, kita tancap gas. Kita ingin masyarakat cepat merasakan dampaknya," tutup Ari penuh optimisme. (Pdr)