- by M. Sultan
- Feb, 17, 2025 21:25
Palembang – Mentri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran
Sulaiman, M.P., bersama wakil mentri pertanian RI, Sudaryono B. Eng., M.M, MBA.,
menghadiri rapat koordinasi LTT serap gabah dan temu penyuluh pertanian bersama
mentri pertanian dan wakil mentri pertanian di Graha Serbaguna PT Pusri, Selasa
pagi (4/3/2025). Pertemuan dengan nuansa meriah ini, dihadiri Gubernur Sumsel H
Herman Deru, Pangdam II Sriwijaya Mayjend Ujang Darwis, ketua DPRD Sumsel Andie
Dinialdie, Direktur Utama PT Pusri Daconi Khotob serta jajaran forkompinda
lainnya.
Dihadapan ribuan tenaga penyusuh pertanian, Mentri
Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, menantang gubernur Sumatera Selatan,
kedepan untuk dapat menjadikan provinsi Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan
nasional tingkat pertama. “Dulu saya bertemu Gubernur, Sumsel peringkat 8
nasional swasembada pangan di Indonesia. Dan sekarang pada peringkat ke-5
penghasil swasembada pangan. Kalau kami ditakdirkan masih tetap memimpin
Kementan, kami minta Sumsel peringkat 1,” tantang Andi, dalam pertemuan
disambut riuh tamu undangan.
Dalam mengupayakan strategi agar Sumsel menjadi lumbung
pangan. Dijelaskannya setelah masuk ranking 8 dan saat ini ranking 5 nasional. Pihaknya
akan mengupayakan masuk 3 besar. ”Dan kalau bisa nomor 1. Kenapa potensinya
besar. Untuk pertanian yang kita prioritaskan. Selain Sumsel juga Kalteng, Kalsel,
dan Papua Selatan, ini menjadi besar dan dirancang menjadi lumbung pangan
nasional. kita butuh 1 juta tambahan lahan yang tidak aktif tetapi pengembangnan
1 juta hekatare dan mudah-mudahan dalam kurun waktu 5 tahun bisa
dilaksanakan," harapnya.
Khusus untuk Sumsel, Andi percaya dengan kepemimpinan
Gubernur Sumsel, untuk meningkatkan peringkat penghasil swasembada pangan di
Indonesia. “Bukan Herman Deru namanya kalau tidak bisa peringkat 1. Jadi
kedepan Sumsel jadi lumbung pangan tingkat nasional,” pintanya. Permintaan ini
sendiri berbeda dengan keinginan gubernur Sumsel, Dimana gubernur Sumsel Herman
Deru, berharap dimasa kepemimpinannya sekarang ini Sumsel bisa naik peringkat 3
secara nasional.
Dan yang jelas untuk meraih peringkat pertama di Indonesia
dalam hal swasembada pangan, Sumatera Selatan diminta dapat mengalahkan
provinsi lainnya yang ada di kepulauan Jawa. Antara lain, provinsi Jabar,
Jateng dan Jatim. “Tentu bisa. Ketika kita bergerak bersama-sama. Dan sumsel
jadi lumbung pangan nasional. Kita juga akan mendukung penuh cita-cita mulia
ini. Kami ingin sumsel terbaik. Dan Gubernur Sumsel adalah petarung,” ujarnya.
Hal lain yang dia sampaikan adalah memberikan pesan moral
kepada petugas penyuluh lapangan untuk bekerja sebaik mungkin. “Bukan tidak
mungkin petugas penyuluh lapangan khususnya pertanian dapat menjadi seorang
bupati, menjadi seorang pejabat dilingkungan pemerintahan. Bisa eselon I dan
II. Terpenting adalah bekerja dengan keras dan bekerja dengan Ikhlas,” papar
mantan PPL yang mulai mengabdikan diri dari tahun 1995 ini penuh semangat.
Dia juga menyampaikan tugas penyuluh lainnya adalah
memastikan harga gabah didaerahnya Rp 6.500/kg. “Boleh siapapun membeli gabah.
Asal sesuai dengan asta cita presiden Prabowo Subianto, Dimana harga gabah
paling rendah adalah Rp 6.500. banyak sebenarnya yang sudah dilakukan presiden
Prabowo untuk meningkatkan perekonomian Masyarakat. Mulai dari dikuranginya
biaya naik haji, diskon jalan tol, perbaikan irigasi, diskon listrik, pupuk subsidi
dinaikkan 100 persen produksinya. Beliau ikhlas memimpin dan berpihak pada
rakyat,” paparnya.
Terpisah, wakil mentri pertanian RI, Sudaryono, dalam
arahannya menjelaskan jika Sumsel adalah daerah yang siap menjadi lumbung
pangan nasional. Dia juga mengatakan kepada seribu penyuluh yang hadir, terdiri
dari 1.400 penyuluh pertanian adalah merupakan ujung tombak dari swasembada pangan.
“Harapan kita dengan adanya penyuluh pertanian, target swasembada pangan makin
lama makin pendek dan bagus. Karena itu, baik penyuluh pertanian dituntut lebih
kerja keras lagi,” katanya.
PPL sambung Sudaryono, dilarang sakit dan dilarang tidur.
Untuk mendukung program ketahanan pangan, Sudaryono, berjanji akan mendukung
dengan full. “Apa yang diperlukan Sumsel, kementrian pertanian akan mendukung
semuanya. Kemaren ada kelangkaan pupuk, sekarang tidak lagi kan. Selain itu,
untuk serapan gabah wajib hukum HPP gabah ditaati semua pengusaha seluruh Indonesia
minimal Rp 6.500/kg,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru,
dalam penyampaiannya mengatakan enam tahun lalu provinsi Sumatera Selatan ada
pada tingkat 8 produksi pangan di Indonesia. “Alhamdulillah berkat lagi bapak mentri
bantu waktu itu, berupa alsintan langsung melompat Sumatera Selatan menjadi
peringkat ke-5. Ketika peringkat 5 ini sudah tidak naik-naik lagi dan kita
berharap akan dapat naik menjadi peringkat 3 di Indonesia sebagai daerah
swasembada pangan,” harap Herman Deru.
Dalam meningkatkan ketahanan pangan pemerintah, menurut
Herman Deru, sudah mengangkat penyuluh dengan biaya APBD provinsi ketika
dirinya menjabat 2019 kemarin. “Jumlahnya 2.000 penyuluh. Jadi kalau bapak mau mengangkat
menjadi anak angkat kementerian pertanian, kami dengan rela menyerahkan. Jadi
kami bisa mengangkat lagi,” jelasnya. Herman Deru, juga berharap jika memang
dapat dilakukan, petugas penyuluh lapangan dapat diangkat sebagai ASN.
Sejauh ini baik petugas da petani juga sambung Herman Deru, juga diajarkan mengenai marketing tentang perbankan. Bahkan lebih tinggi untuk menjadi masyarakat petaninya mengerti dunia pertanian, marketing. “Kita berharap mudah-mudahan Sumatera Selatan betul-betul akan menjadi penyangga pangan nasional dibawah bimbingan konseling dari kementrian pertanian,” harapnya. (ujg)