Monday, Sep 29, 2025

Warga Pegayut Resah Pengoplosan BBM Tetap Berjalan, Meski Ada Penangkapan Terhadap Sopir Mobil Minyak


 FAKTUALSUMSEL, PALEMBANG – Adanya aksi penangkapan terhadap yang dilakukan pihak Polda, terhadap dua oknum sopir angkutan Perusahaan minyak lantaran perannya mencopot GPS dari mobil tangki diapresiasi oleh warga desa Pegayut. Namun belakangan warga masih resah lantaran Gudang oplosan minyak masih tetap berjalan.

 Penangkapan sendiri dilakukan oleh Subdit IV Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Ditreskrimsus Polda Sumatera Selatan, membongkar praktik penyelewengan distribusi BBM subsidi dengan modus melepas GPS kendaraan tangki. Kasus ini terungkap pada Jumat (15/8) sekitar pukul 03.40 WIB, ketika petugas mencurigai pergerakan sebuah truk tangki Hino milik PT. EP, keluar dari lahan tertutup seng di Desa Pegayut, Kecamatan Pemulutan, Ogan Ilir.

operasi pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi berskala besar diduga telah berjalan bertahun-tahun di sebuah lahan terbuka dikawasan  Jalan Lingkar Barat Jakabaring di pinggiran Desa Pegayut Kabupaten Ogan Ilir. 

Informasi ini terungkap dari kesaksian seorang narasumber yang enggan disebutkan identitas serta meminta Namanya untuk disamarkan Bjk. Menurut Bjk, pemilik Gudang oplosan yang dikenal dengan nama Bos Lan tidak merasa gentar dengan operasi penertiban dan penangkapan yang baru baru ini dilakukan aparat penegak hukum

 "Bahkan Lan mengatakan, 'Gudang sebelah kami dibongkar habis, yang kami aman-aman saja," ujar Bjk menirukan pembicaraan Bos Lan. Aktivitas ilegal di gudang tersebut diduga sangat sistematis. Lahan terbuka itu dijadikan tempat untuk mengoplos BBM subsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat umum.

 Praktik ini tidak hanya merugikan negara akibat penyelundupan subsidi, tetapi juga sangat berbahaya karena mengancam keselamatan warga sekitar dan berpotensi menimbulkan ledakan. Menurut Bjk gudang minyak ilegal dikendalikan Bos Lan ini telah lama beroperasi. Kelancaran operasinya selama ini memunculkan dugaan kuat adanya backing atau perlindungan dari oknum yang memiliki kekuasaan.

Seperti diberikan sebelumnya, gudang penyimpanan minyak ilegal di Desa Pegayut, kecamatan Pemulutan Ogan Ilir, berbatasan langsung dengan kecamatan Jakabaring Palembang, marak beroperasi. Keberadaannya Gudang-gudang illegal ini sendiri menimbulkan kekhawatiran warga setempat akan potensi kebakaran dan ancaman keselamatan. Karena itu, beberapa warga berharap agar aparat keamanan dapat terjun dan menutup pergudangan minyak illegal tersebut.

Beberapa warga yang minta agar Namanya disamarkan Bur (40), warga Pegayut yang rumahnya tak jauh dari gudang minyak illegal tersebut, Sabtu petang (9/8/2025) mengaku aktivitas ilegal ini telah berlangsung lebih dari dua tahun. "Memang belum pernah terjadi kebakaran. Tapi dibeberapa tempat kan pernah terjadi kebakaran, dan kami khawatir itu terjadi ditempat kami," ujarnya.  Ia berharap pemerintah kabupaten Ogan Ilir maupun pemerintah desa setempat serta aparat keamanan bertindak tegas sebelum terjadi musibah. "Jangan tunggu ada korban dulu baru bergerak. Kalau kebakaran, bukan hanya rumah yang habis, nyawa kami juga terancam," tegas Bur.  

Senada dikatakan Ymn (53), agar pemerintah bergerak cepat. “Kita tidak berbicara masalah kerugian yang diderita Masyarakat atas minyak illegal tersebut. Yang kita bicarakan Adalah keselamatan warga tempat kami ini. Yah mungkin sudah taulah seputar jalan lingkar ini sendiri ada beberapa Gudang minyak illegal yang operasional. Kita sekali lagi berharap kepada pemerintah untuk dapat menutup kegiatan illegal tersebut,” pintanya.  Sementara itu, koran ini sendiri berhasil mewawancarai salah satu sopir yang membawa minyak illegal. Dibincangi diwarung kopi, IM (43), yang mengaku sebagai pemasok bahan baku minyak dari Sungai Angit, Musi Banyuasin, sedikit menguak operandi gudang minyak ileggal.

Secara spontan dia menyebut, dirinya mengantar minyak sesuai dengan perintah dari bos mereka.  "Kalau bos minta bawa 4 ton minyak, kami bawa. Dan dalam aktivitas didalam Gudang illegal menurutnya, mereka menurunkan sesuai dengan permintaan dari orang dalam “Gudang”.  Misalnya, mobil minyak milik Perusahaan yang kerap mengangkut dan mendistribusikan minyak menurunkan 4 ton, maka  kami masukkan 4 ton. Satu kali transaksi, berapa untung kita tidak tahu.

Karena itu urusannya bos,” ceritanya polos. Namun, dalam sebulan, ia mengaku bisa mengirim sekitar 150 ton minyak kegudang ilegal.   Nah, minyak ilegal yang diturunkan tadi dikemas dalam wadah teflon kotak putih dan diangkut truk putih-biru berkapasitas 10-16 ton untuk disalurkan ke industri. Meski tak tahu pasti harga jualnya, IM memperkirakan harganya lebih tinggi dari pasaran.  Dijelaskannya, juga aktivitas ini melibatkan koordinasi rapi antara pemasok, sopir, dan pengelola gudang.

"Kami hanya ikut arahan bos. Kalau ada instruksi dari gudang, kami penuhi," kata IM, yang mengaku tetap was-was meski terpaksa melanjutkan demi kebutuhan ekonomi. Sebelumnya camat Pemulutan Panca Rahmat .SH., dihubungi wartawan menjelaskan pihaknya akan memonitor hal tersebut. Menurutnya, sejauh ini pemerintah dalam hal ini pemerintah kecamatan hanya dapat melakukan himbauan saja. “Kita cuma memberikan himbauan. Namun untuk permasalahan kegiatan penutupan serta permasalahan hukumnya, tentu kewenangan dari aparat kepolisian. Terimakasih telah diinformasikan hal tersebut,” kata Panca singkat. (fdl)

 

 

author

FAKTUALSUMSEL.COM

Warga Pegayut Resah Pengoplosan BBM Tetap Berjalan, Meski Ada Penangkapan Terhadap Sopir Mobil Minyak

Please Login to comment in the post!

you may also like

  • by FAKTUALSUMSEL.COM
  • Mar, 16, 2025 04:18
Kemenag Sumsel Gelar Bimbingan Teknis Petugas Kloter
  • by FAKTUALSUMSEL.COM
  • Mar, 29, 2025 05:56
Pedagang Lesu, Pasar Sepi Pembeli Menjelang Idul Fitri