- by FAKTUALSUMSEL.COM
- Mar, 21, 2025 03:13
FAKTUALSUMSEL — Suasana di Sumatera Selatan mendadak panas setelah kasus keracunan massal melanda ratusan anak-anak di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Ironisnya, insiden ini justru terjadi di tengah pelaksanaan program unggulan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang sejatinya dirancang untuk meningkatkan kesehatan generasi muda.
Menanggapi situasi yang membuat publik heboh ini, Wakil
Ketua DPRD Provinsi Sumsel, H. Nopianto, S.Sos., MM., langsung angkat bicara.
Dalam keterangannya kemarin (6/5/2025), ia menegaskan bahwa peristiwa ini harus
menjadi “alarm keras” bagi semua pihak terkait, khususnya Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) PALI untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh.
“Program MBG ini bagus, niatnya mulia. Tapi pengawasan harus
superketat. Jangan sampai makanan yang diberikan justru jadi ancaman bagi
kesehatan anak-anak. Ini soal masa depan mereka,” ujar Nopianto dengan nada
serius.
Ia mengingatkan bahwa kualitas makanan yang disuplai dalam
program MBG tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pemerintah daerah, menurutnya, punya
kewajiban penuh memastikan setiap porsi yang diberikan kepada anak-anak adalah
makanan yang aman, higienis, dan bergizi sesuai standar.
Tak hanya itu, Nopianto menyoroti peran sentral Dinas
Kesehatan (Dinkes) yang menurutnya harus lebih proaktif dalam melakukan
pengawasan. “Dinkes tidak boleh hanya menunggu laporan. Harus rutin turun
lapangan, cek kualitas, awasi vendor. Kalau semua berjalan sesuai standar,
insya Allah tidak akan terjadi hal-hal seperti ini,” tegasnya.
Meski begitu, Nopianto memandang insiden di PALI sebagai kejadian
khusus, bukan kegagalan total program MBG. Namun ia tetap mendorong agar Pemkab
PALI melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk memperketat pengawasan terhadap
para vendor penyedia makanan.
“Jangan sampai kejadian di PALI ini menjalar ke
kabupaten/kota lain di Sumsel. Kita harus belajar dari insiden ini. Anak-anak
di Sumsel harus terlindungi, jangan ada lagi yang menjadi korban,” ujarnya
dengan penuh penekanan.
Sebagai bentuk keseriusan, DPRD Sumsel berencana menurunkan Komisi
V bersama anggota dewan dari daerah pemilihan (dapil) setempat untuk melakukan
pemantauan langsung di lapangan. Hasilnya nanti akan menjadi bahan masukan
konkret bagi pemerintah provinsi maupun Pemkab PALI agar program MBG dapat
terus berjalan sesuai harapan masyarakat.
Di sisi lain, Nopianto juga memberikan apresiasi atas langkah
cepat Pemkab PALI dalam menangani kasus ini. “Saya salut Pemkab PALI sudah
menunjukkan tanggung jawab, ikut menyelesaikan masalah, dan memberikan jaminan
penuh bahwa anak-anak korban akan dipulihkan kesehatannya. Kita dukung penuh
upaya ini,” pungkasnya.
Kasus keracunan MBG di PALI ini menjadi pukulan telak
sekaligus peringatan keras: program sebaik apa pun akan sia-sia jika pengawasan
diabaikan. Sekarang, publik menanti aksi nyata, bukan sekadar janji, agar
insiden serupa tak terulang di masa depan. (Fdl)