- by FAKTUALSUMSEL.COM
- Mar, 21, 2025 03:13
FAKTUALSUMSEL - Anggota DPRD Kota Palembang, Andreas Okdi Priantoro, SE., Ak., SH., cukup risih melihat permasalahan diseputar kota Palembang. Adapun dua masalah pasca Idul Fitri yakni lonjakan volume sampah yang tak terkelola. Selain itu, dia juga memperhatikan/menyoroti semrawutnya kabel udara di ruas jalan utama. Ia pun mengajak semua elemen pemerintah dan masyarakat untuk bergandengan tangan mencari solusi bersama.
Setelah perayaan Idulfitri, volume sampah di Palembang melonjak tajam hingga mencapai 50 persen. Sedangkan kapasitas armada pengangkutan sampah yang ada tidak memadai untuk mengatasi lonjakan tersebut. “Kondisi ini memperlihatkan lemahnya perencanaan pengelolaan sampah. Ada kebutuhan mendesak untuk sistem yang lebih matang dan siap menangani perubahan yang drastis ini,” ujar Andreas, kepada koran ini Senin (7/4).
Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, jika penanganan sampah tidak bisa hanya bersifat sementara. "Kita perlu reformasi sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, bukan hanya menambah armada pengangkut atau sekadar membersihkan titik-titik tertentu. Ini soal perbaikan jangka panjang yang berkelanjutan," ujarnya.
Selain masalah sampah, Andreas juga menyoroti keberadaan kabel udara yang semakin semrawut di sejumlah titik jalan utama kota. Kabel-kabel yang menjuntai rendah tak hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga berisiko tinggi bagi keselamatan. “Kami sudah menerima laporan tentang pengendara yang hampir celaka karena tersangkut kabel. Ini masalah serius yang harus segera ditangani,” ungkapnya.
Ia menilai keberadaan kabel udara yang tidak tertata rapi menjadi ancaman fisik, baik bagi pengguna jalan maupun para pejalan kaki. Sebagai wakil rakyat, Andreas mendorong adanya regulasi yang lebih tegas terkait pengelolaan kabel udara dan penataan ruang publik. “Kami siap mendukung penguatan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur hal ini agar penataan kota lebih terstruktur dan aman,” tambahnya.
Andreas menekankan bahwa akar dari masalah ini adalah kurangnya koordinasi antarsektor dan ketidaktegasan dalam penerapan aturan yang ada. Ia berharap Pemerintah Kota Palembang bisa lebih serius dalam memperbaiki tata kelola lingkungan dan infrastruktur kota. “Penataan kota bukan hanya soal estetika, tapi juga kualitas hidup. Kita perlu memastikan bahwa ruang kota yang kita tinggali aman, nyaman, dan layak huni,” ujar Andreas. Ia pun menyatakan bahwa DPRD siap mendukung perbaikan ini dengan anggaran dan regulasi, asal ada keseriusan dan komitmen dari semua pihak.
Hal lain dia sampaikan, Andreas menegaskan bahwa penataan kabel udara juga berperan dalam menciptakan iklim usaha yang sehat dan mendukung Palembang sebagai kota modern. "Ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang menciptakan wajah kota yang mencerminkan peradaban. Palembang harus menjadi kota yang tertib, aman, dan ramah lingkungan," tandasnya. (Fdl)